Anewspatron.com, Jabar - Dibeberapa titik di wilayah sekitar pembangunan Upper Cisokan terpangpang spanduk bertuliskan “Ganti Hutan Kami, Lindungi Satwa Kami, Hormati Tenaga Kerja Kami, Turunkan Dirut PLN”. Hal ini dilakukan sebagai bukti protes pegiat lingkungan dan masyarakat di sekitar Cisokan.
Aksi tuntutan penurunan Direksi PLN dikarenakan ketidakmampuannya menyebabkan kekacauan moral dan ketidakpedulian terhadap lingkungan.
Untuk diketahui, PLN membangun PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4 x 260 Megawatt (MW) di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
PLTA dengan sistem pumped storage pertama di Indonesia. PLTA ini mempunyai dua buah reservoir yaitu upper reservoir (waduk atas) dan lower reservoir (waduk bawah).
PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4×260 MW diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan beban puncak sistem Jawa Bali.
Kini pembangunan PLTA Upper Cisokan menimbulkan konflik dengan pegiat lingkungan dan warga sekitar. Hal ini terbukti dengan terpasangnya spanduk bertuliskan Turunkan Dirut PLN ini, sebagai aksi protes terhadap pembangunan PLTA Upper Cisokan.
“Kami rela Cisokan dijadikan Pembangkit dan menyambut baik investasi tapi harus menjalankan semua norma peraturan yang ada bukan investasi yang merusak, silahkan selesaikan semua kewajiban dan perankan masyarakat dalam proyek Cisokan ini baru lanjutkan kembali”ujar Asep Mulyana salah satu perwakilan tokoh masyarakat Cisokan saat dikonfirmasi Rabu (8/11/2023)
Lanjut Asep mengatakan kami merasa heran kenapa proyek sebesar ini dari dana pinjaman tidak peka terhadap dampak Perijinan, sosial, alam dan lainnya seakan PLN abai dan melanggar semua peraturan yang ada.
“Kemana hasil pemotongan Kayu dan kewajiban PLN untuk melakukan penggantian lahan hutan pengganti dan tanah Kas Desa yang sampai saat ini belum juga di realisasikan sementara proyek bendungan sudah di lakukan,”ujarnya.
Sementara pegiat lingkungan Indra menuturkan selain dari perijinan dan social, permasalahan yang timbul dari dampak lingkungan yang membuat kengerian kepada masyarakat seperti masuknya ular, babi hutan dan binatang-binatang lain yang dilindungi undang-undang menjadi konflik warga dengan masyarakat karena habitatnya telah diganggu.
“Disamping itu juga Masyarakat berharap dapat menciptakan lapangan pekerjaan atau untuk para pelaku bisnis setidaknya bisa ikut bagian dalam kegiatan proyek Upper Cisokan tersebut. Namun harapan itu sulit terwujud malah Bertaburan tenaga kerja asing asal CINA yang menimbulkan masalah baru di masyarakat sekitar,”tuturnya.
Andri mengatakan ada beberapa tuntutan yang akan kami sampaikan kepada PLN diantaranya :
PLN diminta untuk melakukan program penggantian hutan menjadi hutan akibat pembangunan PLTA Upper Cisokan
PLN diminta untuk melakukan program konservasi DAS Masyarakat akan melakukan aksi tuntutan penurunan Direksi PLN dikarenakan ketidakmampuannya menyebabkan kekacauan moral dan ketidakpedulian terhadap lingkungan
Mohon agar program BMP dilakukan lebih humanis dengan senantiasa mengngkat kearifan lokal dengan tindakan dan aksi nyata dilapangan Mohon agar diberdayakan warga lokal sekitar proyek pembangunan PLTA Upper Cisokan.(Red_Andre)
Komentar